Laman

Kamis, 28 Mei 2015

FILOSOFI USSUL MEMBANGUN RUMAH SUKU MANDAR

Suku tidak lepas dari cara hidup dengan pandangan lampau (kuno) yang menjadi "landasan"  pedoman kehidupan, entah itu bertentangan dengan konsep agama ataupun kajian ilmiahnya. terlepas dar itu saya akan membahas bagaimana ussul (landasan) suku mandar dalam membangun rumah serta filosofi dari setiap bagiannya yang dijelaskan bapak Asmar, kepala sekolah SDN Gosong Panjang yang datang ke malang untuk menguliahkan anaknya.
Membuat rumah bagi suku mandar jauh berbeda dengan desain layaknya modern konsep arsitektur akademis, suku mandar masih sangat memegang kepercayaan yang dianggap didalamnya ada nilai kerohanian bagi penghuninya dan menganggap membuat rumah termasuk urusan bernilai sakral dan bertentangan dengan pandangan anak jaman yang harus ilmiah penjelasannya (logis) termasuk saya yang masih meragukan walaupun mandar, tapi saya akan mengamati dan tidak mau lupa kacang akan kulitnya.
Berikut hal-hal yang dilarang dan dianjurkan dalam membuat rumah bagi suku mandar (ussul):
- Lembar ialah istilah yang dilarang dalam menempatkan komponen bangunan yang berhubungan dengan komponen lainnya yang mengakibatkan dampak ketidakbaikan yang akan terjadi bagi penghuninya, seperti  sering sakit-sakitan yang tidak terdeteksi secara medis, diantara keluarga sering bermasalah, rezeki sendak-sendak, sulit menemukan pekerjaan, hubungan sosial sulit, dll.
- Pasu negatif  ialah balok-balok bagian penyangga atap seperti genteng,asbes dll, yang pemasangannya menyentuh ujung balok jendela kamar, hal ini sangat dilarang dalam suku mandar, sebaiknya balok tersebut digeser sedikit asal jangan menyentuh pas ujungnya seperti contoh gambar sederhana disamping dengan tanda petunjuk panah.
- Lembar pohon ialah posisi pohon yang berada pas diposisi tengah depan rumah, misalnya ukuran lebar rumah 6 meter, maka posisi pohon pas di 3 meter, hal ini sangat dilarang karena diibaratkan rumah itu punya tiang "nisan" seperti halnya kuburan, sebaiknya digeser walau sedikit yang sekiranya tidak benar-benar pas di-tengah.
Gambar disamping pas saya perhatikan dengan bapak Asmar ternyata "lembar pohon", jika suku mandar pohon ini sebaiknya ditebang dan menanam lagi jika ingin tetapi sedikit agak digeser kesamping. - Jumlah tangga, jika rumah itu memiliki tangga untuk naik ke rumah, diwajibkan untuk berjumlah ganjil.
- Penempatan pintu depan, disarankan untuk posisi disebelah kiri. pintu ialah tempat masuknya orang, entah itu orang suci, pencopet, pembunuh, dll. - Ruangan tamu, luas ruang tamu jangan sampai luas dengan ruang pemilik rumah sendiri, ibaratnya kita telah terlalu memberikan keleluasaan pada orang yang datang, sehingga kita mudah diremehkan dan dikuasai, misalnya ada urusan sesuatu entah itu kita cepat nurut atau disuruh-suruh padahal kita yang utama.
Filosofi ussul/landasan/pedoman dalam membangun rumah bagi suku mandar diatas munkin sangat berbeda suku yang lainnya yang sudah lama dijalankan, dipercaya atau tidak para pendahulu sangat menghargai dan menyakini yang didalamnya membangun rumah terdapat nilai kerohanian dan dianggap sakral sehingga mereka tidak sembarangan dalam hal apapun meskipun aneh bagi kaum generasi 90an keatas.