Menyedihkan hati, desaku yang paling
berpotensi diantara 11 desa di kecamatan pulau laut tanjung selayar kabupaten
kotabaru kalimantan selatan sekaligus nomor 2 desa tertua di kecamatan ini
hanya menelan pil pahit tanpa vitamin karena buah harapan potensinya jatuh ditanah
datar tapi bergulir menjauh dan aura desa ini begitu suram, topik tranding
selalu datangnya dari pembicaraan kurang baik, saling menuduh kebijakan
ketidakadilan padanya dan masyarakat bertanya-tanya ketidak tahuannya tentang
para pemangku kepentingan ini memperjuangkan siapa (?), kini ratapan, mengapa jadi begini ? - hasil proses demokrasi di desa beberapa bulanan yang lalu.
Lalu lalang para pekerja perusahaan yang berada di wilayah desa sendiri didominasi tenaga
kerja luar desa, miris, hanya menjadi tontonan warga setempat setiap harinya
yang menghabiskan waktu tanpa aktivitas produktif di samping
perusahaan-perusahaan besar. Keluh kesah warga dan aparat yang menjadi sorotan
dianggap tidak mampu memberikan solusi dan perjuangan hak pekerjaan
masyarakatnya yang seharusnya dominan warga setempat.
Kabar Baik dengan semangat kerja nyata Inovasi Daerahku para pemuda melakukan dengan membentuk Perhimpunan Pemuda Gosong
Panjang (PPGP) dimana para leader-leadernya kembali ke kampung halaman setelah
menimba ilmu perguruan tinggi bertahun-tahun di luar daerah dan dengan tujuan
kebersamaan ini:
|
Dengan kekuatan sosialisasi dan terapan transparansi dan berisifat merangkul serta bertanggung jawab terhadap masalah
keanggotaan jika mungkin ada hal, warga masyarakat terasa ada kesegaran dimusim
kemarau panjang yang menyiksa berbulan-bulan lahirlah perhimpunan pemuda adalah kabar baik untuk Indonesia dari pelosok, berjuang sebagai perpanjangan tangan pemerintah yang lepas dari ketegasan kontrol di daerah tertinggal dengan masalah kesenjangan keadilan
dibentuklah wadah aspirasi Perhimpunan Pemuda Gosong Panjang (PPGP) untuk Indonesia. Aksi nyata inilah yang diharapkan mampu mengatasi masalah lama dan solusi baru untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat, “hanya satu masalah klasik saat ini diatara kita semua yaitu utamanya kita tidak kompak dan bersatu yang akhirnya peluang-peluang hanya jadi bahan sakit hati” – Ahkmad To Mandar selaku ketua PPGP.
Karenanya kuatkanlah persatuan, jangan lagi ikut terjangkit pepatah lama“bersatu tai
kambing, dari dalam bersama setelah keluar berhamburan“, semakin nyata
sudah kita lihat, kontraktor-kontraktor silir berganti masuk wilayah kita, lalu
lalang roda empatnya jelas setiap harinya melintas dan kerusakannya ditanggung
bersama, harapan akan perbaikannya tapi proposal tak kunjung tiba, pegangan setempat yang diharap juga berkorban
moral menitipkan pekerja sapi perahnya, bikin sakit hati, terus diteruskan jadi sakit jiwa,
ngomel di tempat sendiri, lama-lama mati sendiri, biar membiarkan semakin kita tak dihargai. Sadarlah kawan, siarkan aksi kebersamaan
bahwa kita juga sudah berpikir sampai, tak ada kemampuan kecuali kompak dan bangkit. Bukan lagi doktrin hanya bekerja keras sendirian membawa kemandirian tetapi kerja cerdas lebih baik, kabar baik tak lama lagi kita didatangi proyek-proyek baru karena wilayah kita adalah Kawasan Ekonomi Khusus kata bapak kita juga, persiapkan itu agar tak ingin lagi gigit jari di bawah pohon pisang, kita semua
paling berhak diantara lainnya jadi prioritas bekerja, tegakkanlah kata-kata
senior kita pejuang kita terdahulu yaitu menjadi tuan rumah di daerah sendiri untuk
kita, untuk Indonesia bersatu
selamanya.
Artikel ini diikutsertakan pada Kompetisi Menulis Blog Inovasi Daerahku - https://www.goodnewsfromindonesia.id/competition/inovasidaerahku